Ketika Iklim Jadi Ancaman Keamanan
Ketika Iklim Jadi Ancaman Keamanan

Penulis : Aliya Rahima, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional 

Sepanjang tahun ini kita merasakan hujan ditengah musim kemarau dan panas yang menyengat mulai dari pagi hari, dan terasa semakin panas di siang hari, bahkan panas pun terasa di malam hari, selain karena panas yang disebabkan fenomena alam yang telah diberitakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG) pada 15 Oktober yang menyatakan bahwa cuaca panas yang dirasakan oleh hampir seluruh wilayah di Indonesia disebabkan oleh beberapa fenomena alam, mulai dari gerak semu matahari hingga penguatan angin timuran atau monsun Australia. Cuaca yang kian memanas hari ini juga disebabkan oleh perubahan iklim.

Perubahan iklim tidak terjadi tanpa sebab, perubahan iklim yang terjadi hari ini merupakan andil dari ulah manusia juga, mungkin bumi memang akan ada perubahan seiring berjalannya waktu, namun perubahan yang terjadi saat ini merupakan bentuk perubahan iklim ekstrim yang berdampak pada fenomena alam. Cuaca panas hari ini, datang dari polusi yang merusak lapisan ozon, sehingga cahaya matahari yang mengarah kepada bumi minim filter, banjir di pesisir pantai dan fenomena Venice, kota di Italia yang isunya akan tenggelam beberapa tahun lagi, salah satu penyebabnya adalah air laut yang meningkat karena lapisan gletser yang mencair akibat pemanasan global. Beberapa kota di Indonesia jelas mengeluhkan rasa tidak aman pada ancaman bahwa suatu hari nanti banjir akan menenggelamkan kotanya seperti di Venice, beberapa tanggul dibangun di pesisir pantai Indonesia untuk mencegah banjir, namun sayangnya pencegahan tersebut hanyalah harapan manis dibalik bencana, seperti menaruh ember di bawah keran air yang terus menyala. Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada sebagian masyarakat, seluruh makhluk hidup di bumi akan merasakan dampaknya cepat atau lambat, dan jelas akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.

Perubahan iklim bukan hanya berpengaruh pada kehidupan sehari-hari saja, cuaca yang tidak menentu dan kerusakan pada lingkungan berdampak pada kebutuhan untuk hidup salah satunya seperti sumber air mengering dapat mengakibatkan kesulitan dalam sektor pertanian, perkebunan, dan kesulitan air bersih layak minum pada manusia dan hewan ternak, masalah-masalah ini mengakibatkan pasokan makanan berkurang.

            Keamanan internasional adalah  Konsep keamanan internasional tidak hanya terbatas pada pertahanan militer, tetapi juga mencakup berbagai upaya multidimensi untuk menjaga stabilitas global dan kesejahteraan umat manusia. Dalam konteks modern, ancaman terhadap keamanan internasional tidak selalu datang dari perang atau konflik bersenjata, melainkan juga dari isu-isu non-tradisional seperti perubahan iklim, kemiskinan, migrasi paksa, dan kriminalitas lintas negara. Oleh karena itu, tindakan menjaga keamanan internasional mencakup kerja sama antarnegara dalam bentuk diplomasi, pembangunan kapasitas masyarakat, serta pencegahan konflik melalui perjanjian atau konvensi global.

Misalnya, ketika perubahan iklim menyebabkan kekeringan dan kelangkaan pangan di suatu wilayah, dampaknya bisa memicu migrasi massal dan konflik sosial yang berpotensi mengguncang stabilitas regional. Dalam situasi seperti ini, keamanan internasional berarti bukan hanya mengerahkan kekuatan militer, tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat melalui pembangunan berkelanjutan, bantuan kemanusiaan, dan kerja sama internasional dalam mitigasi serta adaptasi iklim. Dengan demikian, keamanan internasional berfungsi untuk memastikan bahwa seluruh bangsa dapat hidup dalam kondisi damai, aman, dan sejahtera, tanpa ancaman terhadap eksistensi maupun cara hidup mereka.

Ancaman keamanan internasional tidak hanya terjadi ketika keadaan politik atau ekonomi suatu negara terancam, tetapi juga ancaman konvensional, seperti konflik antar negara. Salah satu dari banyak ancaman keamanan global saat ini adalah perubahan iklim. Perubahan iklim tidak hanya terjadi begitu saja, dan banyak disebabkan oleh campur tangan manusia. Contohnya, sampah plastik masih menjadi masalah di Indonesia, menjadi jenis sampah terbanyak di negara itu dan menjadi salah satu penyebab utama bencana alam yang memburuk di beberapa bencana alam.

 

Bencana alam yang terus datang dan diperburuk dengan sampah yang tidak teratasi, jelas mengancam keamanan internasional, ketika sampah berakhir di laut, sampah tersebut tidak hanya berhenti di laut satu negara saja, sampah tersebut bisa hanyut hingga jutaan kilometer, maka sampah tersebut mungkin akan sampai di perairan negara lain dan mengancam kestabilan lingkungan negara tersebut, kerusakan terumbu karang, mikroplastik dalam hasil laut, atau sampah-sampah yang berakhir di daratan bisa menjadi tumpukan sampah, pada akhirnya pengelolaan sampah harus diatasi oleh negara, yang tidak hanya memakan biaya, namun waktu, dan butuhnya lebih banyak sumber daya manusia.

Perubahan iklim dapat menjadi ancaman serius terhadap keamanan internasional karena dampaknya yang luas mampu memicu meningkatnya kriminalitas dan konflik sosial. Di komunitas pedesaan seperti Sleman, Bantul, dan terutama Gunungkidul, perubahan iklim telah menyebabkan kekeringan, penurunan produktivitas pertanian, dan berkurangnya sumber air. Ketika kondisi lingkungan memburuk dan lahan pertanian tidak lagi menghasilkan, masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian kehilangan mata pencaharian dan pendapatan. Situasi ini sering kali mendorong terjadinya persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang tersisa, seperti air atau lahan subur, yang dapat berkembang menjadi konflik dan tindak kriminal.

Kekurangan air di daerah kering seperti Gunungkidul, misalnya, telah menimbulkan ketegangan sosial karena warga harus berebut sumber air untuk kebutuhan hidup dan pertanian. Kondisi semacam ini menunjukkan bagaimana perubahan iklim dapat menciptakan tekanan sosial yang berujung pada kekerasan, pencurian, atau tindakan ilegal lainnya. Ketika masyarakat semakin terdesak oleh kebutuhan ekonomi, sebagian individu mungkin memilih jalan pintas seperti penebangan liar, penambangan tanpa izin, atau pencurian hasil panen sebagai bentuk bertahan hidup.

Jika fenomena ini terjadi secara meluas di berbagai wilayah, maka dampaknya dapat menjalar ke tingkat nasional dan bahkan internasional. Penurunan stabilitas sosial akibat perubahan iklim bisa memicu migrasi besar-besaran, meningkatnya kejahatan lintas batas, hingga konflik antarnegara karena perebutan sumber daya alam. Oleh karena itu, perubahan iklim tidak hanya menjadi persoalan lingkungan semata, tetapi juga ancaman terhadap keamanan manusia dan keamanan internasional. Membangun ketahanan masyarakat pedesaan melalui strategi adaptasi dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan menjadi langkah penting untuk mencegah timbulnya konflik dan kriminalitas di masa depan.

Fenomena perubahan iklim yang meluas berpotensi menimbulkan efek domino terhadap keamanan global karena dampaknya tidak berhenti pada kerusakan lingkungan, tetapi meluas ke ranah sosial, ekonomi, dan politik. Ketika krisis air, gagal panen, dan hilangnya lahan pertanian terjadi secara berulang di banyak wilayah, jutaan orang dapat kehilangan sumber penghidupan dan terpaksa bermigrasi ke daerah lain yang dianggap lebih aman atau subur. Migrasi besar-besaran ini sering kali menimbulkan ketegangan sosial di daerah tujuan akibat persaingan dalam memperoleh pekerjaan, tempat tinggal, dan sumber daya dasar, yang pada akhirnya dapat memicu konflik horizontal maupun kekerasan antar kelompok.

Selain itu, penurunan ekonomi akibat perubahan iklim dapat meningkatkan potensi kejahatan lintas batas seperti penyelundupan sumber daya alam, perdagangan manusia, dan perebutan akses ke air dan energi. Ketika negara tidak dapat mengatasi dampak perubahan iklim secara efektif, jaringan kriminal atau kelompok bersenjata dapat memanfaatkan ruang kekuasaan lokal untuk mengambil alih sumber daya penting. Perubahan iklim menimbulkan konflik internal dan mengganggu stabilitas antarnegara, seperti yang dilakukan oleh perebutan wilayah perbatasan, sungai lintas negara, dan sumber energi bersama. Inilah yang menjadikannya sebagai ancaman nyata terhadap keamanan internasional.

Dalam konteks ini, membangun ketahanan masyarakat pedesaan menjadi kunci utama. Masyarakat pedesaan adalah kelompok yang paling rentan karena ketergantungannya pada alam dan keterbatasan akses terhadap sumber daya ekonomi serta teknologi. Melalui strategi adaptasi seperti diversifikasi tanaman, efisiensi penggunaan air, dan perlindungan hutan mereka dapat meningkatkan daya tahan terhadap perubahan iklim. Sementara itu, di tingkat global, kerja sama internasional diperlukan untuk memastikan distribusi sumber daya, teknologi ramah lingkungan, dan pendanaan adaptasi yang adil. Dengan cara inilah, perubahan iklim dapat dikelola bukan hanya sebagai tantangan ekologis, tetapi juga sebagai bagian integral dari upaya menjaga keamanan dan perdamaian internasional.