Prof.Dr. Dzuriyatun Toyibah: 4 Langkah Pengembangan FISIP Agar Bereputasi Internasional
Rapat Kerja Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Tahun 2023 digelar 18-20 Juni 2023 bertempat di R Hotel Rancamaya, Bogor. Pada kesempatan tersebut, Dekan FISIP Prof. Dr. Dzuriyatun Toyibah, M.Si, M.A., dalam sambutan sekaligus pembukaan raker, menegaskan tentang visi baru FISIP. Yaitu ”Menjadikan Fakultas Unggul di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang bereputasi internasional.”
Untuk menjadi FISIP yang bereputasi internasional, ungkap Prof Ibah, panggilan akrabnya, ada empat agenda strategis yang mesti dilakukan fakultas ke depan sebagai langkah pengembangan fakulatas.
Pertama, FISIP akan mengembangkan kualitas pengajaran dan kegiatan bidang kemahasiswan yang semakin baik untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional. Masalah pendidikan dan pengajaran, sebagai yang pertama dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tentu harus dilakukan sebaik mungkin dari mulai kualitas dosen, metode pengajaran, alat atau sarana pengajarannya dan semua hal terkait dengan proses pendidikan dan pengajaran.
Terkait dengan hal tersebut, FISIP akan melakukan sejumlah upaya seperti melakukan penguatan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi yang bereputasi internasional, baik dengan kalangan dalam negeri maupun luar negeri, melakukan program visiting lecture, dan lain sebagainya.
Tidak hanya dosen, para mahasiswa dan alumni juga perlu terus didorong untuk mendapatkan kualitas yang yang diharapkan. Untuk meningkatkan input mahasiswa, misalnya, FISIP berencana untuk melakukan kerja sama dengan sejumlah pemerintahan daerah (Pemda) di Indonesia sehingga mahasiswa FISIP terjaring dari banyak daerah sehingga terjadi diversifikasi mahasiswa. Ke depan, hal itu dapat mengarah pada adanya kerja sama antar kedua pihak dalam berbagai bidang.
Terkait dengan upaya agar kehidupan dosen dan mahasiswa, serta semua sivitas akademika berlangsung dengan aman dan nyaman, FISIP berkomitmen untuk membentuk Satgas Kode Etik Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus. Keberadaan lembaga ini akan sangat penting mengingat fenomena kekerasan seksual, termasuk yang bersifat verbal, terjadi di lingkungan kampus.
Kedua, FISIP akan mengembangkan riset, publikasi nasional, dan internasional serta pengabdian masyarakat dengan pengembangan budaya akademik yang semakin meningkat. Terkait dengan riset, misalnya, Dekan menjelaskan tentang rencana fakultas untuk mendorong dosen dan mahasiswa agar terlibat dalam penelitian dan kolaborasi dengan mitra kerja dan industri, serta menghasilkan inovasi yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Pada saat yang sama, para dosen didorong untuk meningkatkan publikasi di jurnal nasional dan internasional, dan terus berupaya untuk mendapatkan rekognisi melalui karya-karya ilmiahnya.
Selain itu, FISIP juga akan menguatkan riset berbasi prodi dengan menghidupkan kembali pusat-pusat kajian atau laboratorium untuk setiap prodi di FISIP. Keberadaan laboratorium ini dirasa sangat penting, selain untuk membantu para dosen meningkatkan kinerja riset dan publikasi mereka, juga dapat menghasilkan kerja sama-kerja sama riset dengan lembaga-lembaga riset lainnya.
Ketiga, FISIP akan mengembangkan administrasi dan tata kelola fakultas berbasis budaya keindonesiaan dan Good University Governance. Proses pendidikan dan pengajaran, demikian pula pengembangan riset dan publikasi tidak akan berjalan maksimal kalau tidak didukung oleh administrasi dan tata kelola yang bagus, karena pasti akan menemui banyak kendala. Karena itulah, pengembangan aspek administrasi tata kelola mesti dilakukan secara bersamaan dengan pengembangan bidang-bidang lainnya.
Terkait dengan infrastruktur dan teknologi yang berkaitan dengan masalah di atas, misalnya, Dekan membahas rencana pengembangan dan pemeliharaan fasilitas penunjang, termasuk laboratorium, perpustakaan, dan ruang kuliah. Penggunaan teknologi informasi juga menjadi prioritas, dengan langkah-langkah seperti penerapan e-learning dan digitalisasi administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas.
Keempat, FISIP akan menaikkan level tiga program studinya. Prodi HI, Sosiologi dan Ilmu Politik yang sudah cukup lama memiliki akreditasi A, sudah saatnya untuk dinaikkan ke akreditasi internasional. Dan sekarang, proses tersebut sedang dilakukan bersama-sama dengan sejumlah prodi di lingkungan UIN Jakarta.
Selain itu, pembukaan Program Magister (S2) Ilmu Politik dan Sosiologi juga menjadi prioritas fakultas, dan saat ini sedang dalam proses pengajuan untuk mendapatkan izin operasional dari Kemenristekdikbud. Pembukaan kedua program magister sudah sangat layak dilakukan karena dari berbagai aspek semuanya sudah mendukung, baik dosen, gedung perkuliahan, staf administrasi dan sebagainya. Sebenarnya, proposal kedua program itu sudah lama dibuat FISIP, hanya saja karena satu dan lain hal ini, baru tahun ini dapat disubmit ke Kemenristekdikbud.
Salah satu aspek penting lainnya terkait masalah ini adalah pengembangan jurnal fakultas, Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI) untuk terakreditasi SINTA. Saat ini, JISI sedang dalam proses penilaian, sehingga dalam waktu dekat akan mendapatkan hasilnya.
Di akhir sambutannya, Prof Ibah menegaskan, FISIP UIN Jakarta berkomitmen untuk mengimplementasikan keemapat agenda strategis tersebut dengan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk dosen, staf, mahasiswa, dan mitra eksternal dengan semangat menuju fakultas yang unggul dan inovatif. Meski ada sejumlah kendala di lingkungan internal atau pun internal, tetapi, Dekan memastikan semua itu tidak boleh menjadi penghalang kita untuk menjadikan FISIP bereputasi internasional.