Guest Lecture: Membaca Struktur Sosial dan Spasial Masyarakat Pedesaan
Berita FISIP, Kamis 24 April 2025 - Struktur sosial dan spasial di masyarakat perdesaan perlu dipahami dalam konteks kajian dan proyek/program, dan pengembangan masyarakat sehingga mereka yang beruntung/tidak beruntung di dalam struktur sosial, dan perubahan spasial akibat tekanan program/proyek/harga dapat diidentifikasi, diantisipasi, dan dilakukan rencana pengembangan/pemberdayaan masyarakat.
Hal itu disampaikan Amir Mahmud, M. Si., saat menjadi narasumber di Kuliah Tamu bertajuk “Membaca Struktur Sosial dan Spasial Masyarakat Pedesaan: Belajar dari Masyarakat dan Refleksi Kajian” , di Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis, 24/4/2025.
“Struktur sosial masyarakat desa yang dibentuk oleh interaksi sosial yang berpola dan ajeg yang terjadi dalam aspek-aspek kehidupan yang saling tumpang susun antar-aspek seperti dalam rantai pasok komoditas, mata pencaharian, kelompok umur (tua-muda), kelompok jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dan peran sosial, dan lain sebagainya.” Kata narasumber dari Peneliti Sosial Ekonomi dan Spasial dan Pengembangan Masyarakat Perdesaan ini.
Ragam pandangan orang luar dan orang dalam desa terhadap desa dan isinya (masyarakat desa, sumber daya alam dan lain-lain) dan data statistik desa terkait topografi, kawasan hutan, wilayah pesisir dan pendapatan utama masyarakat desa. Data statistik antar periodik (2018, 2021 dan 2024) ini untuk menunjukkan kondisi desa dan perubahan yang terjadi terutama mata pencaharian utama masyarakat dan spasial desa.
Dalam pembahasan selanjutnya oleh Amir Mahmud, M. Si. (Peneliti Sosial Ekonomi dan Spasial dan Pengembangan Masyarakat Perdesaan) memaparkan beberapa pertanyaan yang sangat penting dalam struktur sosial terkait dengan siapa (kelompok sosial yang mana) yang untung dan rugi (biaya dan manfaat) dari keberadaan struktur sosial tersebut? Bagaimana mengubah struktur sosial yang saling menguntungkan? Terkait dengan spasial, perlu diperdalam mengenai aktivitas/proyek/program apa yang menjadi tekanan pada perubahan (baik dan buruk) terhadap spasial di perdesaan? Contohnya, tekanan komoditas (kelapa sawit, pertambangan nikel), wisata masal, perlindungan biodiversitas (kawasan konservasi) dan tekanan lainnya. Bagaimana spasial itu menguntungkan dan merugikan dalam jangka pendek dan jangka panjang secara sosial, ekonomi dan ekologis.
Amir juga menyoroti kebutuhan keahlian/kompetensi bagi peneliti/pengkaji/ pengembangan masyarakat untuk mengenali, berbaur dan mengembangkan masyarakat secara patisipatif, yaitu: Kemampuan menfasilitasi dan pengorganisian kelompok sosial dan komunitas secara partisipatif, kemampuan probing, observasi dan analisis, kemampuan beradaptasi dan berbaur bersama masyarakat dalam konteks lokal. (Amaliah-Tries)