FISIP Menyelenggarakan Seminar Nasional Ketahanan Generasi Mellenial dan Generasi Z menghadapi Infiltrasi Budaya Global Childfree
Pada Selasa, 13 Agustus 2024, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan Seminar Nasional yang membahas isu penting mengenai ketahanan generasi milenial dan generasi Z terhadap infiltrasi budaya global childfree. Acara ini dibuka oleh Dekan FISIP, Prof. Dr. Dzuriyatun Toyibah, M.Si., M.A., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya memahami dampak dari fenomena childfree terhadap dinamika sosial yang berkembang di masyarakat. Prof. Dzuriyatun menyoroti bagaimana gaya hidup childfree—yakni memilih untuk tidak memiliki anak—menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks sosial saat ini.
Dr. Harmona Daulay, M.Si., yang juga Ketua Umum Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI), memberikan perspektif penting tentang pentingnya diskusi akademik yang berbasis pada fakta-fakta sosial dan teori sosiologi. Ia menekankan bahwa analisis kritis terhadap fenomena childfree memerlukan pendekatan yang mendalam dan berbasis data untuk memahami sepenuhnya dampak sosialnya. Hal ini penting agar hasil analisis dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman dan penanganan isu ini dalam konteks masyarakat yang lebih luas.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara FISIP dan APSSI dan dilaksanakan di Ruang Meeting Lt.3 FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara ini dimoderatori oleh Dr. Joharotul Jamillah, S.Ag., M.Si., Ketua Program Studi Sosiologi FISIP, yang dengan efektif memandu jalannya diskusi. Moderasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap topik yang dibahas dapat dieksplorasi secara mendalam dan memberikan ruang bagi semua peserta untuk berkontribusi dengan pandangan mereka.
Sebagai penyaji utama, Dr. Ida Rosyidah dari UPN Jakarta, Dr. Wahidah R Bulan, dan Bambang Ruswandi, M.Stat, menyampaikan paparan mengenai pengaruh budaya global childfree. Mereka membahas bagaimana praktik childfree, yang melibatkan keputusan untuk tidak memiliki anak, menunjukkan peningkatan signifikan pada kelompok usia 18-50 tahun dengan prevalensi antara 15-25%, terutama di negara-negara berkembang. Mereka juga membahas peran media dalam mempengaruhi pandangan generasi Y dan Z terhadap keputusan ini.
Dalam diskusi tersebut, Prof. Bambang Suryadi, Ph.D., berperan sebagai pembahas dengan fokus pada desain dan metode penelitian yang digunakan untuk mempelajari fenomena childfree. Penekanan pada metodologi penelitian ini penting untuk memastikan bahwa hasil studi yang dihasilkan akurat dan dapat diandalkan. Diskusi tentang metode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian di bidang sosiologi serta memberikan wawasan yang lebih baik mengenai fenomena sosial yang sedang berkembang.
Acara ini dihadiri oleh berbagai peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, termasuk Prof. Dr. Din Samsudin, yang turut memberikan kontribusi penting dalam diskusi. Keterlibatan aktif peserta dalam memberikan tanggapan dan masukan menunjukkan betapa pentingnya isu ini dalam konteks akademik dan sosial. Diskusi yang berlangsung menunjukkan bahwa topik childfree merupakan isu yang sangat relevan dan memerlukan perhatian serta analisis yang mendalam dari berbagai perspektif.
Secara keseluruhan, FGD ini tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai pengaruh budaya global childfree tetapi juga memperkuat kerjasama akademik antara institusi pendidikan. Dengan melibatkan berbagai ahli dan peserta dari berbagai latar belakang, diskusi ini berhasil memberikan gambaran yang komprehensif mengenai bagaimana fenomena childfree mempengaruhi generasi muda dan masyarakat secara umum. Hasil dari diskusi ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan kebijakan yang relevan.(tris)