Bincang Alumni Ilmu Politik #1: Peran Generasi Muda dalam DinamikaPolitik Indonesia Menuju Demokrasi Substantif
Bincang Alumni Ilmu Politik #1: Peran Generasi Muda dalam DinamikaPolitik Indonesia Menuju Demokrasi Substantif

Berita FISIP. Kamis 26 Juni 2025. Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Bincang Alumni Series #1 secara daring pada Kamis (26/06/2025), pukul 10.00 - 12.00 WIB. Mengusung tema “Peran Generasi Muda dalam Dinamika Politik Indonesia Menuju Demokrasi Substantif”, kegiatan ini menghadirkan Neneng Sobibatu Rohmah, S.Sos., M.I.P., alumni Ilmu Politik Angkatan 2011 yang kini menjadi dosen di Universitas Jenderal Soedirman. Ketua Program Studi Ilmu Politik, Dr. Suryani, M.Si., turut hadir dan memberikan sambutan pembuka sebagai bentuk dukungan terhadap kontribusi alumni dalam pengembangan akademik.

Dalam penyampaian materinya, Neneng menjelaskan bahwa demokrasi substantif harus menjamin partisipasi politik yang bermakna, perlindungan hak asasi manusia, serta keadilan sosial bagi seluruh warga negara. Demokrasi tidak cukup hanya dimaknai sebagai proses elektoral, melainkan sebagai sistem yang mampu menjawab kebutuhan publik secara setara dan berkelanjutan.

Beberapa tantangan serius yang diangkat meliputi praktik politik transaksional, dominasi oligarki dalam pengambilan kebijakan, serta penyempitan ruang kebebasan sipil. Tantangan ini dinilai sebagai hambatan struktural dalam membangun demokrasi yang inklusif, partisipatif, dan responsif terhadap kepentingan rakyat.

Neneng turut menyoroti data Komisi Pemilihan Umum yang mencatat bahwa generasi muda menyumbang 56,4% dalam Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024. Fakta ini mencerminkan peran strategis kelompok muda dalam membentuk arah politik nasional. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami hak politiknya dan terlibat aktif dalam ruang-ruang partisipasi.

Dalam konteks tersebut, literasi politik menjadi kunci untuk menghadapi kompleksitas dinamika demokrasi saat ini. Neneng mengajak generasi muda untuk menggunakan media sosial secara kritis dan bertanggung jawab sebagai sarana penyebaran ide, kontrol kebijakan, dan advokasi publik yang mendorong perubahan positif.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Ilmu Politik dari semester dua hingga enam yang terlibat aktif dalam sesi diskusi. Antusiasme peserta juga menunjukkan pentingnya forum akademik yang menjembatani pengalaman alumni dengan kebutuhan aktual mahasiswa dalam memahami realitas politik dan tanggung jawab sosial.

Menutup sesi, Neneng mengajak seluruh peserta untuk menjadi bagian dari penjaga demokrasi yang adil dan inklusif. Menurutnya, masa depan demokrasi Indonesia terletak di tangan generasi muda yang memiliki pengetahuan, kepedulian, dan semangat perubahan. “Kalau bukan kita yang rawat demokrasi ini jadi lebih baik dan berpihak, siapa lagi?” tuturnya. (Farras-Amarallah-Tries)