APAKAH FENOMENA BRAVE PINK DI INDONESIA MENGANCAM KEAMANAN INDONESIA?
APAKAH FENOMENA BRAVE PINK DI INDONESIA MENGANCAM KEAMANAN INDONESIA?

Ditulis oleh : Hanna Aishabrina Dharmawan (Mahasiswa Ilmu Hubungan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dalam beberapa bulan terakhir, media sosial Indonesia dipenuhui oleh warna-warna mencolok seperti pink, hijau, dan biru. Fenomena ini tidak sekadar soal mengganti foto profil menjadi warna hijau maupun pink, tetapi juga menjadi bentuk ekspresi politik, solidaritas sosial, dan sikap keberpihakan terhadap isu tertentu. Di satu sisi, Brave Pink dianggap sebagai simbol keberanian melawan ketidakadilan dan kekerasan. Namun di sisi lain, ada pihak yang menilai bahwa fenomena ini berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional karena menyentuh isu politik dan ideologis yang sensitif di tengah masyarakat Indonesia yang plural.

Bagaimana Asal Mula Brave Pink?

Fenomena Brave Pink muncul setelah viralnya foto seorang wanita berusia kisaran 50 tahun yang menggunakan hijab berwarna merah muda dan berdiri berhadapan dengan barisan aparat keamanan saat aksi demonstrasi pada tanggal 28 Agustus 2025. Momen itu menjadi sorotan karena memperlihatkan keberanian sipil yang lahir dari keberanian seorang warga biasa di tengah situasi yang menegangkan. Dari sinilah istilah “Brave Pink” muncul dan menyebar luas di media sosial sebagai bentuk menyuarakan keberanian warga sipil dalam menyuarakan pendapatnya.

Brave Pink tidak berdiri sendiri. Simbol ini menjadi bagian dari rangkaian warna lain yang muncul di dunia maya seperti Hero Green dan Resistance Blue. Hero Green lahir dari solidaritas warganet terhadap seorang pengemudi ojek online yang meninggal dunia setelah tertabrak kendaraan aparat saat mengantar pesanan di tengah aksi demonstrasi. Warna hijau kemudian diartikan sebagai simbol harapan dan solidaritas terhadap perjuangan rakyat kecil. Sementara itu, Resistance Blue sudah lebih dahulu muncul sejak Agustus 2024 yakni tagar #IndonesiaDarurat dan digunakan untuk menandai “darurat demokrasi” khususnya ketika banyak kebijakan pemerintah dianggap melemahkan kebebasan sipil. Ketiga warna tersebut akhirnya menjadi simbol perlawanan yang berbeda makna tetapi saling melengkapi.

Fenomena Brave Pink di Media Sosial Indonesia

Ketika simbol Brave Pink mulai dikenal, media sosial Indonesia menjadi ruang utama penyebarannya. Ribuan pengguna di platform seperti X (Twitter), Instagram, dan TikTok mengganti foto profil mereka menjadi latar Pink-Greenatau kombinasi pink-hijau sebagai tanda dukungan terhadap gerakan ini. Tindakan mengganti foto profil mungkin tampak sederhana, tetapi dalam konteks aktivisme digital atau digital activism, hal itu menjadi bentuk partisipasi politik yang mudah, cepat, dan simbolik. Dengan satu klik, seseorang dapat menunjukkan “posisinya” terhadap isu sosial tanpa harus turun ke jalan. Brave Pink pun berkembang menjadi bentuk solidaritas daring, terutama di kalangan muda yang aktif di ruang digital dan memiliki kesadaran tinggi terhadap isu kemanusiaan serta kebebasan sipil.

Perspektif Keamanan terhadap fenomena Brave Pink

Dalam kajian keamanan internasional, keamanan tidak lagi hanya dilihat dari ancaman militer. Sejak munculnya konsep non-traditional security, ancaman terhadap suatu negara juga mencakup aspek sosial, ideologis, hingga keamanan manusia (human security). Fenomena Brave Pink dapat dianalisis dari dua perspektif utama.

Dari sudut pandang state security atau keamanan negara, fenomena ini dapat menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Indonesia adalah negara dengan fondasi ideologis yang kuat, di mana nilai-nilai Pancasila dan norma sosial masyarakat memiliki posisi sentral dalam menjaga stabilitas politik dan moral bangsa. Ketika sebuah simbol global seperti Brave Pinkmasuk dan menyebar luas di ruang publik Indonesia, sebagian kalangan konservatif memandangnya sebagai ancaman. Penyebaran simbol seperti Brave Pink melalui algoritma media sosial tidak dapat dikontrol sepenuhnya, sehingga pesan yang disebarkan bisa bergeser dari konteks aslinya menjadi bentuk perlawanan ideologis.

Ketika simbol ini mulai diasosiasikan dengan isu politik domestik, misalnya kritik terhadap pemerintah, isu feminisme, atau kampanye hak-hak minoritas yang dianggap sensitif, maka ia dapat menjadi titik pemicu ketegangan sosial. Polarisasi di dunia maya yang memperlihatkan benturan antara kelompok progresif dan konservatif memperkuat gejala ini. Masyarakat terbelah antara mereka yang memandang Brave Pink sebagai simbol empati dan keadilan, dengan mereka yang melihatnya sebagai ancaman terhadap nilai-nilai nasional dan agama.

Namun, jika dilihat dari perspektif human security, Brave Pink sebenarnya bisa dilihat sebagai ekspresi positif dari kebebasan berekspresi dan solidaritas kemanusiaan. Gerakan ini menyoroti isu-isu yang sering diabaikan oleh struktur politik formal seperti feminisme, ketimpangan sosial, dan pelanggaran hak asasi manusia. Dengan demikian, Brave Pinksejalan dengan prinsip keamanan manusia yang menempatkan individu sebagai subjek utama keamanan. Gerakan ini mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain dan memperjuangkan hak-hak dasar yang selama ini terpinggirkan. Dalam konteks ini, Brave Pink tidak mengancam negara, melainkan memperluas makna keamanan itu sendiri dengan menekankan perlindungan terhadap martabat manusia dan kebebasan sipil.

Fenomena Brave Pink menunjukkan bahwa rakyat Indonesia, terutama generasi muda, semakin sadar akan pentingnya solidaritas dan keberanian bersuara di ruang publik. Gerakan ini mencerminkan keresahan sosial dan kebutuhan rakyat untuk memiliki ruang aman dalam mengekspresikan nilai kemanusiaan tanpa rasa takut. Brave Pink menjadi bukti bahwa rakyat memiliki kesadaran kolektif untuk memperjuangkan keadilan sosial, bahkan melalui simbol sederhana di dunia digital.

Negara seharusnya memandang Brave Pink bukan sebagai ancaman ideologis, melainkan sebagai sinyal bahwa masyarakat ingin ikut serta membangun keamanan sosial yang lebih inklusif. Pemerintah perlu memahami bahwa keamanan sejati tidak lahir dari kontrol, tetapi dari kepercayaan antara negara dan rakyatnya. Ketika rakyat berani menyuarakan empati terhadap korban ketidakadilan, mereka sedang memperkuat fondasi keamanan manusia, bukan menggoyahkan stabilitas negara. Jika aspirasi rakyat diakomodasi dengan dialog terbuka dan kebijakan yang berpihak pada kemanusiaan, maka Brave Pink justru dapat menjadi simbol persatuan dan kekuatan moral bangsa.